TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG INI
Sebelumnya Saya minta ma'af apabila memuat Sya'ir dan Puisi Anda di blog ini tanpa sepengetahuan Anda, dan Saya mohon izin kepada Anda semua apabila Sya'ir dan Puisi Anda Saya muat di blog ini. Sebelum dan sesudahnya Saya sangat berterima kasih kepada Anda semuanya yang telah berkarya dalam membuat menciptakan Sya'ir dan Puisi, semoga sukses dan sekali lagi terima kasih.


Dua Daun Hati Tak Termakan Ulat



Sejenak diriku butuh nasehat seorang yang lebih muda dariku…
Karena aku telah mencintai teman sebayanya yang seumuran dengannya…
Dia berkata yang sulit aku tela’ah dengan hati yang hancur dan sulit aku percayai….
Dia berkata “ tidak ada obat yang paling mujarab bagi seseorang yang lagi patah hati kecuali jatuh cinta lagi” ( Zainul : Unknown)
Aku terkejut mengetahui nasehat itu….
Dan aku memulai merajut impian untuk mencintai seseorang lagi…
Aku harap ini yang terakhir…
……………………….
Jam 5 sore aku terduduk pilu, tanpa memikirkan diriku akan mendapatkan cinta lagi…
Mustahil bagiku menghapus rasa yang membuatku hidup di masa yang lalu….
Tapi tanpa aku sadari cinta memang benar…dia terlahir tanpa wujud tapi dapat dirasakan…
Dia dapat berpindah seperti gunung pasir di gurun sahara…
Dan dia dapat menyebrang di tengah samudra tanpa tanpa logika…
Dan itulah yang aku rasakan saat aku melihat dia duduk di depanku…

Aku berusaha merajut cinta dengannya….
Aku menghubungi dia lewat pesan singkat…
Karena itu yang aku bisa….
Aku terlalu sibuk menghadapi putaran bumi 24 jam sehari…
Aku bertanya padanya….
“apa kau mempunyai seseorang yang kau sayang saat ini?”
“enggak….sekarang sama sekali tidak ada yang aku sayang”
“bagaimana jika aku sayang padamu?”
“ha?....secepat itukah…jika sebagai adik tidak masalah”
“oh baiklah…sayang bagiku…melihat seseorang yang di sayangi bahagia sudah mewakili hatiku yang juga bahagia”
“kau kelihatannya menyerah”
“aku tidak menyerah…jika aku boleh menunggu…aku akan menunggumu”
“terserah”

Hari demi hari aku terus merajut hati ini untuk mendapatkan cintanya…
Aku terlalu sering ditinggalkan oleh orang yang paling aku sayang…
Aku tak kan menyia nyiakan dirinya untuk hari ini dan nanti…
Mungkin dengan hadirnya dia aku bisa bahagia…
Tapi ini adalah ironi awal kehidupanku bahkan ironi di atas ironi…
Rupanya dia mencintai dua hati…
Aku tau dia mencintai seseorang yang dulu pernah bersamanya…
Ibarat kata aku kalah dalam pertempuran sebagai pion melawan benteng….walaupun mustahil aku menjadi benteng hatinya….
Ketika  aku tau bahwa di hatinya bukan aku…sebelum memejamkan mata aku mengirim pesan kepadanya….
Biarkan aku memejamkan mata sejenak…
Walaupun aku ingin selamanya…
Tapi apa daya aku tak bisa tinggalkanmu…
Menyayangimu sudah cukup bagiku yang hidup secara nyata di depanmu…
Dan biarkanlah aku menggenggam tanganmu di dunia mimpi yang aku rangkai di setiap aku terlelap…

Menurutku itu sia sia…
Tapi aku tetap mengirim sejuta sajak untuknya yang tak terngiang bagi dia untuk membalasnya….
Setiap aku terbangun dari tidurku…aku juga mengirim pesan kepadanya…
bagaimana jika pagi ini aku masih terjaga….?
Dan memikirkan isi hati seorang wanita yang telah termiliki…
Di saat kau tidur bukan aku yang ada di dalam bunga tidurmu…
Di saat kau terbangun bukan aku yang mengetuk pintu hatimu…
Aku!
Apa yang aku lakukan?
Hanya bisa membuatmu tersenyum tat kala aku tahu siapakah yang memiliki hatimu….
Aku hanya bisa berkata padanya…”kau sungguh beruntung kawan…bisa singgah di hati seseorang jika cemberut bikin gundah hati dan jika tersenyum bikan hati tenang..sekarang aku tahu kau tak hanya buat dia tersenyum tapi juga buat dia bahagia penuh kasih sayang dan cinta…sekarang aku bisa tenang karena ada yang menemani dia…terima kasih kawan…jaga dia baik baik…”
………………………………
Akhirnya suatu malam dia membalas semua apa yang aku kirim di hari sebelum aku benar benar sakit….
“aku mencintai dua hati”
“apa? Bagaimana dengan ini semua?”
“tenang saja….hadapi air mengalir”
“jika seperti air mengalir…kita jadi apanya?”
“jadi ikannya”
“jadi salah satu dari kita akan ada yang mati”
“iya”
“mustahil jika dua orang yang hidup di hatimu….biarkan aku yang mati”
“iya”

Aku melihat semua itu…
Aku menangis tanpa air mata…
Aku tersenyum dalam tangis…
Sakitnya hati ini lebih sakit dari sakitnya yang dulu pernah aku rasa…
Tapi apa daya…sakit itu seperti lauk tempe yang aku makan setiap hari…jadi aku merasa terbiasa dalam suatu ketidak berdayaan…
Akupun tak kuasa menahan ini…
Hingga aku mengirim kata sebagai ungkapan walaupun bukan yang terakhir baginya…
Aku memang seorang penakut…
Dan lidahi ini tak bisa bergetar ketika harus mengatakan ini…
Mungkin ini berkunjung kerumahmu…
Tapi mungkin kata ini adalah kata terakhir serta pertama yang aku ucapkan kepadamu…
Dan nantinya aku kubur dalam dalam di hatiku….
Mungkin terlalu cepat aku merasakannya dan aku tidak ingin kau harus mempercayai semua ini…
Bahwa sebenarnya “ aku saying dan cinta kepadamu……”
Entah hal apa aku bisa begini kepadamu..
Tapi yang pasti itulah rasa yang aku rasakan saat ini…
Aku tak jawabanmu karena telah ada seseorang yang ada hatimu….
Jika nanti kita bertamu lagi kenalkan kepadanya…
Dan bilang padanya “ dial ah yang menungguku dalam suatu kepastian bahwa aku mencintaimu”
Ketika itulah aku akan mengubur namamu beserta semua rasa ini bersama seseorang yang pernah aku cintai sebelum kamu…..
Sekali lagi…………..
“AKU SAYANG dan CINTA KEPADAMU”

Hati ini hanya tertinggal dua daun cinta yang belum termakan ulat…
Aku harap ulat itu terlelap di salah satu dari keduanya…
Dan nantinya akan terbangun menjadi kupu kupu…
Kupu kupu yang membawa kabar gembira…
Dan biarkan satu daun yang lain gugur dengan sendirinya..
Sebagai bukti masih ada cinta di hari tuaku…
Dan matiku…
Aku tidak terlalu berharap kepadanya…
Karena hidup ini masih panjang…
Hidup ini bagiku bukanlah pilihan…
Tapi dalam hidup banyak pilihan..
Biarkan dua daun itu tak termakan ulat…
Biarkan dan biarkan…


By : Dedi Irvanda Van Cruiff…

Puisi Sebelumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cinta & Harapan

Tinggalkan Coretan Anda Di Sini Kawan [klik Add a comment]